Penelitian Terbaru Ungkap Penyebab Hilangnya Air di Venus

nightglow.info – Venus, sering dianggap sebagai planet kembar Bumi karena ukuran dan kedekatannya yang mirip, ternyata pernah memiliki air di masa lalu. Namun, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature berjudul ‘Venus water loss is dominated by HCO+ dissociative recombination’ menjelaskan mekanisme hilangnya air tersebut.

Detail Penyebab Hilangnya Air:
Venus dulu memiliki lautan atau perairan permukaan yang luas. Namun, efek rumah kaca yang ekstrem menyebabkan penguapan intensif, meningkatkan tekanan atmosfer dan suhu yang sangat tinggi. Air di Venus akhirnya menguap dari atmosfer melalui sebuah reaksi kimia yang disebut rekombinasi disosiatif HCO+. Proses ini melibatkan ion HCO+ yang bergabung dengan elektron untuk membentuk karbon monoksida dan atom hidrogen, yang kemudian hilang ke luar angkasa.

Perbandingan dengan Aliran Hidrodinamika:
Teori sebelumnya menyatakan bahwa hilangnya air di Venus disebabkan oleh fenomena aliran hidrodinamika, yaitu gas yang keluar dari atmosfer planet. Namun, rekombinasi disosiatif HCO+ terbukti lebih efektif, menghilangkan air dua kali lipat dari yang diperkirakan oleh teori hidrodinamika.

Proses Rekombinasi Disosiatif:
Dalam rekombinasi disosiatif, ion positif HCO+ akan bereaksi dengan molekul air, membentuk molekul bermuatan positif. Molekul ini lalu menarik elektron yang bermuatan negatif, dan ketika mereka bergabung, energi yang dilepaskan membuat molekul terpecah. Akibatnya, hidrogen terlepas dari atmosfer karena mendapat energi berlebih.

Kondisi Venus Saat Ini:
Venus memiliki atmosfer yang terdiri dari 96% karbon dioksida dengan awan asam sulfat, membuatnya jauh lebih panas dan padat dibandingkan Bumi. Tekanan atmosfer di permukaan Venus adalah 92 kali lebih besar dari tekanan atmosfer Bumi, dengan suhu rata-rata 867°F. Planet ini penuh dengan wilayah berbatu yang tandus dan ribuan gunung berapi, beberapa di antaranya mungkin masih aktif.

Komentar Ahli:
Menurut Martin van Kranendonk, profesor astrobiologi dan geologi di Curtin University, Venus bukanlah tempat yang ramah; logam dapat meleleh hanya dalam beberapa menit.

Temuan ini tidak hanya mengklarifikasi bagaimana Venus kehilangan sumber airnya, tetapi juga memberikan wawasan penting tentang proses yang mungkin mempengaruhi planet lain dalam tata surya kita. Penelitian ini penting untuk memahami lebih lanjut tentang dinamika planet dan evolusi mereka.

Asal Usul dan Destinasi Akhir Bumi: Sebuah Analisis Ilmiah

nightglow.info – Berdasarkan penelitian yang dihimpun dan dianalisis oleh Space.com, Bumi diproyeksikan berumur sekitar 4,6 miliar tahun, dengan proses pembentukannya berlangsung hampir bersamaan dengan matahari dan planet lain dalam sistem tata surya. Melalui kolaps gravitasi dari nebula matahari sebuah kumpulan gas dan debu interstelar materi yang terakumulasi di pusat piringan nebular menghasilkan matahari, sementara proses kolisi dan akresi pada partikel yang tersisa memunculkan planet, termasuk Bumi.

Evolusi Planet Bumi

Pada tahap awalnya, Bumi dipercaya merupakan sebuah entitas padat homogen tanpa adanya diferensiasi antar lapisan. Konsekuensi dari proses evolusi geologi yang dijelaskan oleh Live Science adalah pemisahan material besi ke inti planet, menghasilkan struktur lapisan yang terdefinisi dari inti, mantel, hingga kerak yang merupakan ciri khas planet kita saat ini.

Prediksi Kehancuran Bumi oleh Matahari

Matahari, yang saat ini menjadi pusat sistem tata surya dan sumber kehidupan, juga akan menjadi agen utama dalam kehancuran Bumi di masa yang akan datang. Ilmuwan memprediksi bahwa, seiring matahari memasuki fase akhir evolusinya menjadi raksasa merah, hilangnya hidrogen untuk fusi nuklir akan menyebabkan matahari mengembang, dengan potensi melahap orbit Bumi.

Jangka Waktu Kehidupan di Bumi

Proyeksi ilmiah saat ini menunjukkan bahwa Bumi akan kehilangan kemampuan sebagai habitat sekitar 1,3 miliar tahun ke depan, akibat perubahan kondisi matahari. Namun, kepunahan manusia bisa terjadi lebih dini, dipicu oleh perubahan iklim dan ancaman konflik nuklir, yang merupakan hasil dari aktivitas manusia.

Temuan ini mengharuskan kita untuk merenungkan peran kita dalam pelestarian Bumi. Kita dihadapkan pada tanggung jawab kolektif untuk mengelola perubahan iklim dan mencegah konflik, guna memperpanjang kelangsungan hidup spesies dan ekosistem kita. Kesadaran ini penting sebagai panduan tindakan bagi generasi saat ini dan yang akan datang dalam mempertahankan keberlanjutan planet yang berharga ini.